Bondowoso — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, menegaskan pentingnya penguatan komitmen, intensifikasi pencegahan, serta optimalisasi data dan informasi dalam upaya percepatan penanggulangan Tuberculosis (TBC) di Bondowoso. Hal tersebut disampaikan usai Exit Meeting Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Upaya Pemerintah Daerah dalam Penuntasan TBC Tahun Anggaran 2024–2025 (s.d. Triwulan I) oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Fathur Rozi menjelaskan bahwa pemeriksaan kinerja tersebut menyoroti tiga aspek utama, yaitu komitmen pemerintah daerah, upaya pencegahan, serta penguatan data dan informasi.
“Untuk komitmen pemerintah, kita sudah memiliki regulasi berupa Peraturan Bupati tentang Rencana Aksi Daerah, meski memang diperlukan penyempurnaan. Selain itu, juga ada Keputusan Bupati tentang Tim Percepatan Penanggulangan TBC. Struktur ini sudah ada, namun perlu di-review agar bisa bekerja lebih optimal,” ujarnya.
Ia menambahkan, struktur tim perlu diperkuat dengan pembagian bidang yang lebih jelas, seperti bidang promosi kesehatan, bidang pengobatan dan pencegahan, serta bidang data dan informasi.
“Semua harus ditingkatkan. Tidak ada yang sempurna. Kinerja tim harus lebih kencang lagi, dengan struktur yang lengkap sehingga lebih efektif,” tegasnya.
Sekda juga menekankan bahwa pencegahan dan penanggulangan TBC merupakan program prioritas Bupati Bondowoso. Karena itu, anggaran di Dinas Kesehatan tetap disiapkan untuk mendukung percepatan penanganan TBC. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri.
“Percepatan penanggulangan TBC tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Diperlukan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, termasuk media, untuk menguatkan promosi kesehatan. Arahan Pak Bupati jelas: semua harus bergerak bersama mewujudkan Bondowoso bebas TBC,” katanya.
Menurutnya, semakin banyak kasus TBC ditemukan bukan berarti kinerja pemerintah rendah, melainkan menunjukkan bahwa proses penelusuran (tracing) berjalan efektif.
“Semakin banyak yang ditemukan, intervensi kuratif akan semakin efektif. Tracing harus dilakukan untuk memutus mata rantai penularan. Semakin cepat ditemukan, semakin cepat ditangani,” jelasnya.
Capaian Dinas Kesehatan Bondowoso
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso mencatat capaian penemuan terduga TBC hingga semester I 2025 mencapai 5.430 kasus, atau 53 persen dari target 10.229 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Agus Winarno, menjelaskan bahwa progres penanganan di bidang pengobatan cukup menggembirakan.
“Untuk kasus TBC yang memulai pengobatan, dari target 698 kasus, sudah tercapai 638 kasus atau 91,4 persen,” ujarnya.
Pada indikator keberhasilan pengobatan, dari target 1.505 pasien, sebanyak 1.279 pasien dinyatakan sembuh, dengan capaian 84,98 persen.
“Artinya, dari sisi pengobatan, capaian kita relatif tinggi,” tambah Agus.
Namun demikian, untuk kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan, progres masih tergolong rendah. Dari target 2.105 kasus, hingga semester I baru tercatat 698 kasus, atau 33,2 persen.
Upaya intensifikasi penemuan kasus, peningkatan tracing, serta penguatan koordinasi lintas sektor terus menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk mempercepat penuntasan TBC di daerah. (*)